1.
Yang dimaksud dengan Nilai
a. Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu,
menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti
sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan manusia.
Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan
penegasan pancasila sebagai ideologi terbuka. Perumusan pancasila sebagai dalam
pembukaan UUD 1945. Alinea 4 dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya
sebagai nilai instrumental. Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi.
Betapapun pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 itu,
sifatnya belum operasional. Artinya kita belum dapat menjabarkannya secara
langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD 1945 sendiri menunjuk
adanya undang-undang sebagai pelaksanaan hukum dasar tertulis itu. Nilai-nilai
dasar yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itu memerlukan penjabaran lebih
lanjut. Penjabaran itu sebagai arahan untuk kehidupan nyata. Penjabaran itu
kemudian dinamakan Nilai Instrumental.
Nilai Instrumental harus tetap mengacu kepada
nilai-nilai dasar yang dijabarkannya Penjabaran itu bisa dilakukan secara
kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan semangat yang
sama dan dalam batas-batasyang dimungkinkan oleh nilai dasar itu. Penjabaran
itu jelas tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya.
b. Ciri –Ciri
Nilai
Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986)
adalah Sebagai berikut.
a. Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.
Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat diindra. Hal yang dapat diamati
hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran.
Kejujuran adalah nilai,tetapi kita tidak bisa mengindra kejujuran itu. Yang
dapat kita indra adalah kejujuran itu.
b. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan,
cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das
sollen). Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam
bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua orang berharap dan mendapatkan dan
berperilaku yang mencerminkan nilai keadilan.
c. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah
pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang
diyakininya.Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang
terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.
c. Macam –Macam Nilai
Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu
a. Nilai
logika adalah nilai benar salah.
b. Nilai
estetika adalah nilai indah tidak indah.
c. Nilai
etika/moral adalah nilai baik buruk.
Berdasarkan
klasifikasi di atas, kita dapat memberikan contoh dalam kehidupan. Jika seorang
siswa dapat menjawab suatu pertanyaan, ia benar secara logika. Apabila ia
keliru dalam menjawab, kita katakan salah. Kita tidak bisa mengatakan siswa itu
buruk karena jawabanya salah. Buruk adalah nilai moral sehingga bukan pada
tempatnya kita mengatakan demikian. Contoh nilai estetika adalah apabila kita
melihat suatu pemandangan, menonton sebuah pentas pertunjukan, atau merasakan
makanan, nilai estetika bersifat subjektif pada diri yang bersangkutan.
Seseorang akan merasa senang dengan melihat sebuah lukisan yang menurutnya
sangat indah, tetapi orang lain mungkin tidak suka dengan lukisan itu. Kita
tidak bisa memaksakan bahwa luikisan itu indah.
Nilai moral adalah
suatu bagian dari nilai, yaitu nilai yang menangani kelakuan baik atau buruk
dari manusia.moral selalu berhubungan dengan nilai, tetapi tidak semua nilai
adalah nilai moral. Moral berhubungan dengan kelakuan atau tindakan manusia.
Nilai moral inilah yang lebih terkait dengan tingkah laku kehidupan kita
sehari-hari. Notonegoro dalam Kaelan (2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai.
Ketiga nilai itu adalah sebagai berikut :
a. Nilai material, yaitu
segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan
ragawi manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala
sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau
aktivitas.
c. Nilai kerohanian, yaitu
segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian
meliputi
1) Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.
2) Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur
perasaan(emotion) manusia.
3) Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak
(karsa,Will) manusia. Nilai religius yang merupakan nilai kerohanian tertinggi
dan mutlak serta bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.
d. Menurut para ahli
·
AtifHidayaT
Perkataan “nilai” dapat ditafsirkan sebagai ” makna”
atau “arti” (worth) sesuatu barang/benda. Hal ini mempunyai pengertian bahwa
sesuatu barang/benda akan mempunyai nilai bagi seseorang jika barang/benda
tersebut memberi makna atau arti bagi seseorang tersebut.
Nilai suatu properti dapat pula ditafsirkan sebagai suatu
harga yang dibayar oleh pembeli yang mampu, bersedia dan berkelayakan membeli
dari penjual yang bersedia, berkelayakan dan mempunyai hak untuk menjualnya.
Jadi dalam hal ini diantara penjual dan pembeli harus mengetahui keadaan
pasaran yang sebenarnya atau kedua belah pihak telah mendapat nasehat dari
pihak profesional yang telah alhi dalam pasaran properti tersebut.
Nilai tidak semestinya dinyatakan dalam bentuk uang
(Rupiah). Sebagai contoh terhadap sebuah properti (misalnya rumah), seseorang
mungkin sanggup melepaskan dan menawarkan 2 buah mobil toyota
kijangnya untuk mendapatkan rumah tersebut, tetapi di lain pihak ada seseorang
lagi yang bersedia menawarkan 3 buah mobil toyota kijang. Jadi dapat pula dinyatakan
bahwa nilai adalah kekuatan/daya tukar sesuatu barang terhadap barang lain.
Tetapi oleh karena kita sekarang menggunakan uang sebagai alat tukar, maka
nilai biasanya akan diwujudkan dalam satuan mata uang.
2.
Yang dimaksud dengan Norma
a.) Pengertian Norma
Norma adalah kebiasaan
umum yang menjadi patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat dan batasan
wilayah tertentu. Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatan-kesepakatan
sosial masyarakatnya, sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma
menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi
sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok
agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya,
norma disusun agar hubungan di antara manusia dalam masyarakat dapat
berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.
Norma tidak boleh dilanggar. Siapa pun yang melanggar norma atau tidak
bertingkah laku sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam norma itu, akan
memperoleh hukuman. Misalnya, bagi siswa yang terlambat dihukum tidak
boleh masuk kelas, bagi siswa yang mencontek pada saat ulangan tidak boleh
meneruskan ulangan.
Norma merupakan hasil buatan
manusia sebagai makhluk sosial. Pada awalnya, aturan ini dibentuk secara tidak
sengaja. Lama-kelamaan norma-norma itu disusun atau dibentuk secara sadar.
Norma dalam masyarakat berisis tata tertib, aturan, dan petunjuk standar
perilaku yang pantas atau wajar.
b.) Macam norma sosial
Norma sosial di masyarakat
dibedakan menurut aspek-aspek tertentu tetapi saling berhubungan antara satu
aspek dengan aspek yang lainnya. Pembagian itu adalah sebagai berikut.
- Norma agama
- Norma kesusilaan
- Norma kesopanan
- Norma kebiasaan
3.
Yang dimaksud dengan Kebudayaan
a)
Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam
bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah
tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi.[1]Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni.[1]Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan
dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbada budaya dan menyesuiakan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan
ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi
budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan
oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya
sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda
dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika,
"keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan
kolektif" di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali
anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan
dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu
kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
b)
Pengertian Kebudayaan :
Kebudayaan
sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari
satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang
kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai
kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga
dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
c)
Pengertian Kebudayaan menurut
beberapa para ahli ;
definisi-definisi kebudayaan yang dikemukakan beberapa
ahli:
1. Edward B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang
didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adapt
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai
anggota masyarakat.
2. M. Jacobs
dan B.J. Stern
Kebudayaan
mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi,
dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan social.
3.
Koentjaraningrat
Kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan relajar.
4. Dr. K.
Kupper
Kebudayaan
merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi manusia dalam
bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
5. William
H. Haviland
Kebudayaan
adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota
masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan
perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
6. Ki Hajar
Dewantara
Kebudayaan
berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh
kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya
guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib
dan damai.
7. Francis
Merill
Pola-pola
perilaku yang di hasilkan oleh interaksi social, Semua perilaku dan semua
produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu masyarakat yang di
temukan melalui interaksi simbolis.
8. Bounded
et.al
Kebudayaan
adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan
manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai
rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara
para anggota suatu masyarakat. Pesan-pesan tentang kebudayaan yang di harapkan
dapat di temukan di dalam media, pemerintahan, intitusi agama, sistem
pendidikan dan semacam itu.
9. Mitchell (Dictionary of Soriblogy)
Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan
tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah
memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar di alihkan secara genetikal.
10. Robert H Lowie
Kebudayaan adalah segala sesuatu yang di peroleh
individu dari masyarakat, mencakup kepercayaan, adat istiadat, norma-norma
artistic, kebiasaan makan, keahlian yang di peroleh bukan dari kreatifitasnya
sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang di dapat melalui
pendidikan formal atau informal.
11. Arkeolog R. Seokmono
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa
benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan.
4.
Yang dimaksud dengan Etos
Kerja
Etos kerja ialah
suatu sikap jiwa seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan perhatian
yang penuh. Maka pekerjaaan itu akan terlaksana dengan sempurna walaupun banyak
kendala yang harus diatasi, baik karena motivasi kebutuhan atau karena
tanggungjawab yang tinggi.
5.
Yang dimaksud dengan
Sistem Sosial
Berasal
dari bahasa Yunani yang berarti sehimpunan dari bagian/komponen-komponen yang
saling berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan suatu
keseluruhan.
1. Pengertian sistem
yang digunakan untuk menunjuk sehimpunan gagasan/ide yang tersusun dan
membentuk suatu kesatuan yang logis dan kemudian sebagai sebuah pikiran
filsafat tertentu misalnya agama, bentuk pemerintahan.
2. Pengertian sistem
digunakan untuk menunjuk sekelompok atau sehimpunan/sekesatuan dari benda-benda
tertentu yang memiliki hubungan secara khusus. Contoh: Arloji.
3. Pengertian sistem
dipergunakan dalam arti metode atau tata cara. Contoh: sistem pernapasan.
Ciri-ciri
khusus dari satu sistem adalah:
a.
Sistem terdiri dari banyak bagian/komponen.
b. Komponen-komponen
sistem saling berhubungan satu sama lain dalam pola saling ketergantungan.
c. Keseluruhan sistem lebih
dari sekadar penjumlahan dari komponen-komponennya. (lebih kea rah kualitas.
kontribusi dari komsumen yang satu dan yang lain)
Menurut
para ahli :
a. Auguste Comte
beberapa pokok pikiran penting yaitu:
1. Sosiologi dan biologi
mempunyai hubungan yang sangat erat karena keduanya mempelajari organisma.
Biologi mempelajari organisma tubuh organik sedangkan sosiologi mempelajari
masyarakat organic atau organisma sosial.
2. Begitu dekatnya biologi dan
sosiologi sehingga yang disebut dengan istilah masyarakat atau organisma sosial
adalah terdiri dari keluarga-keluarga sebagai elemen atau sel, kelas-kelas atau
lapisan dalam masyarakat adalah kelenjar-kelenjar, kota adalah organ-organnya.
3. Sosiologi dalam pandangan
Comte merupakan ilmu poditif atau ilmu empiric yang dapat menggunakan metode
ilmiah untuk membuat masyarakat menjadi lebih baik.
4. Comte sangat menganjurkan
keteraturan sosial dan keseimbangan dan membenci kekacauan.
b.
H. Spencer
1. Proses evolusi berjalan
dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang kompleks. Ini merupakan analogi
berarti sebagai organisma sosial masyarakat berkembang dari bentuk yang
sederhana ke bentuk yang lebih kompleks.
2. Mencakup perbandingan
antara individu sebagai makhluk biologis dan masyarakat sebagai makhluk sosial.
6.
Yang dimaksud dengan
Unsure –Unsur Sistem Sosial
Suatu
"Sistem Sosial" yang menjadi pusat perhatian berbagai
ilmu sosial, pada dasarnya merupakan wadah dari proses-proses interaksi sosial.
Secara struktural, suatu "sistem sosial" akan mempunyai
unsur-unsur pokok dan unsur-unsur pokok ini merupakan bagian yang menyatu di
dalam "system sosial’’
Menurut Alvin L. Bertrand, unsur-unsur pokok
"sistem sosial" adalah sebagai berikut :
1. Keyakinan (pengetahuan).
2. Perasaan (sentimen).
3. Tujuan, sasaran atau cita-cita.
4. Norma.
5. Kedudukan - peranan.
6. Tingkatan atau pangkat (rank).
7. Kekuasaan atau pengaruh (power).
8. Sanksi.
9. Sarana atau fasilitas.
10.Tekanan ketegangan (stress strain).
2. Perasaan (sentimen).
3. Tujuan, sasaran atau cita-cita.
4. Norma.
5. Kedudukan - peranan.
6. Tingkatan atau pangkat (rank).
7. Kekuasaan atau pengaruh (power).
8. Sanksi.
9. Sarana atau fasilitas.
10.Tekanan ketegangan (stress strain).
Menurut Rogers dan Schoemaker, ciri-ciri
"sistem sosial" tradisional adalah :
a.. Kurang berorientasi pada perubahan.
b. Kurang maju dalam teknologi atau masih sederhana.
c. Relatif rendah kemelek-hurupannya (tingkat buta hurup tinggi).
d. Sedikit sekali komunikasi yang dilakukan oleh anggota sistem dengan pihak lain.
e. Kurang mampu menempatkan diri atau melihat dirinya dalam peranan orang lain, terutama peranan orang di luar sistem.
a.. Kurang berorientasi pada perubahan.
b. Kurang maju dalam teknologi atau masih sederhana.
c. Relatif rendah kemelek-hurupannya (tingkat buta hurup tinggi).
d. Sedikit sekali komunikasi yang dilakukan oleh anggota sistem dengan pihak lain.
e. Kurang mampu menempatkan diri atau melihat dirinya dalam peranan orang lain, terutama peranan orang di luar sistem.
Secara garis besar "sistem sosial"
modern dicirikan oleh kemampuan "sistem sosial" itu
untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Oleh karena itu kita sering menyebut
orang tua yang sulit berubah dengan sebutan tradisional atau kolot, sebenarnya
yang dimakseud adalah kelambanannya untuk berubah. Orang-orang
yang fleksible terhadap perubahan-perubahan di sekitarnya disebut moderat
7.
Yang dimaksud dengan Konflik
kepentingan
Konflik kepentingan adalah suatu keadaan sewaktu
seseorang pada posisi yang memerlukan kepercayaan, seperti pengacara, politikus, eksekutif atau direktur suatu perusahaan, memiliki kepentingan profesional dan pribadi yang bersinggungan.
Persinggungan kepentingan ini dapat menyulitkan orang tersebut untuk
menjalankan tugasnya. Suatu konflik kepentingan dapat timbul bahkan jika hal
tersebut tidak menimbulkan tindakan yang tidak etis atau tidak pantas. Suatu konflik kepentingan dapat mengurangi kepercayaan
terhadap seseorang atau suatu profesi.
8.
Yang dimaksud dengan Konflik
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan
ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik,
kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya
ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang
wajar dalam setiap masyarakat
dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar
anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang
bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik berasal dari kata
kerja Latin
configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik
diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga
kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan
menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
defnisi konflik menurut beberapa ahli
1. Menurut Taquiri dalam
Newstorm dan Davis
(1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam
berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan,
kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara
berterusan.
2. Menurut Gibson, et al
(1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling
tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing
komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan
tidak bekerja sama satu sama lain.
3. Menurut Robbin (1996),
keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi ditentukan oleh persepsi
individu atau kelompok. Jika mereka
tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik
tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di
dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi
kenyataan.
4. Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan
bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal,
kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama
pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
5. Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi
merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan
dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
6. Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak
simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap
konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah
atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).
7.. Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara
individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa
alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua
atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace &
Faules, 1994:249).
8. Konflik dapat dirasakan, diketahui,
diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).
9. Konflik senantisa berpusat pada beberapa
penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang
dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat
(Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).
10. Interaksi yang disebut komunikasi antara
individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan
konflik dalam level yang berbeda – beda (Devito, 1995:381)
9.
Moral
Moral
(Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang
lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak
memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki
nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang
harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang
berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa
melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai
implisit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari
sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di
sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh
sesamanya. Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara
utuh. Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral
adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan
manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga
sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama.
Moral
merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait
dengan nilai-nilai baik dan buruk.
10.
Garis Kemiskinan
Garis
kemiskinan atau batas kemiskinan adalah tingkat minimum pendapatan yang
dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup yang mencukupi di suatu
negara. Dalam praktiknya, pemahaman resmi atau umum masyarakat mengenai garis
kemiskinan (dan juga definisi kemiskinan) lebih tinggi di negara maju daripada
di negara berkembang.
Hampir
setiap masyarakat memiliki rakyat yang hidup dalam kemiskinan. Garis kemiskinan
berguna sebagai perangkat ekonomi yang dapat digunakan untuk mengukur rakyat
miskin dan mempertimbangkan pembaharuan sosio-ekonomi, misalnya seperti program
peningkatan kesejahteraan dan asuransi pengangguran untuk menanggulangi
kemiskinan.